touching

touching the world and teaching the word

Biblical

Learn word Of God

Disciplieship

Disciplies Generations

Inspiration

Be Insprirasi at your place

Passion

Have passion to know God

Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Tuesday, October 13, 2015

Sukses Ala Yabes




Nih dia, tips sukses ala Yabes :
1.    Terima dirimu sendiri
           Guys harus bisa menerima diri sendiri dulu ya. Gimana mau sukses kalo nggak bisa nerima diri? Tapi jangan mau jadi seadanya and pasrah diri. Punyai hasrat untuk sukses, sekalipun kita merasa adalah orang yang pualiiiing menderita. Eh...Inget! Om Yabes....juga pernah merasakan, kalo dirinya adalah orang yang susah penuh kesakitan. Apa yang diperbuatnya? Tetap mengucap syukur dalam segala hal.Jangan mudah menyerah dan pasrah karena kegagalan dan keadaan.
2.    Jangan jadi orang lain!
        Om Yabes nggak mau mengganti namanya, meski arti nama Yabes adalah dilahirkan dengan kesakitan. Bagi manusia nama memiliki arti, dan tujuan hidup. Meski Om Yabes sadar akan arti namanya, tapi dia nggak memusingkan keadaannya. Dia sadar kondisi krisisnya, tapi dia mau mengubah kegagalan dengan kesuksesan. So Guys, untuk mencapai sukses, nggak usah pengen menjadi orang lain, tapi punyailah sikap yang selalu bisa memotivasi diri untuk meraih semua mimpi.  You are You!
3.    Tetep mengandalkan Tuhan!
        Om Yabes, berdoa kepada Tuhan, artinya dia mengadalkan Tuhan dalam hidupnya (Yeremia 17:7). Gimana dengan kamu?
4.    Sanggup menyesuaikan diri dengan perubahan
         Dalam kehidupan, perubahan tuh selalu ada. Namanya hidup, yah selalu dinamis. Suka ato nggak semuanya pasti berubah. Gimana dengan kita? Apakah kita sering marah, ‘ma keadaan yang nggak cuocok? Heem, orang yang nggak bisa menaklukkan keadaan adalah orang yang nggak layak sukses.  Mau menang ya mustii sanggup bertahan. So, kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan keadaan, dan membuatnya jadi jauuuh lebih baik.
5.    PeDe tapi nggak sombong!
        Pengen ngeraih cita-cita tapi nggak percaya diri? Aih, nggak ‘dah nyali ya...mana bisa? Sikap Yakin bisa mengatasi semua keraguan yang ada. But, yang perlu diingat, pedenya jangan sampe kelewatan jadi sombong deh! Beda loh ya..
6.    Belajar dari kesalahan!
         Belajar...belajar...dan terus belajar dari kegagalan. Anggap aja kegagalan itu sebagai suatu puzzle yang akan terus melengkapi kesuksesan kita.So, keep trying yah..
7.    Disiplin guuysss...
         Mau sukses ya musti disiplin dooong! Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, janjian ama rekan kerja ditepati, datangnya jangan ngaret alias telat, atau belajar menata aktivitas pribadi secara teratur.
8.    Enhance your capacity!
 Kayak Game aj yah di Enhancee gituu. Setiap orang punya potensi. Jadi kembangkan dan perlebarlah kapasitasmu itu. Kalo nggak mau, ya...siap-siap diambil. Nggak mau kan?! Nah, potensi diri mana yang belom kamu kembangin?

Kunci Kesuksesan

Ayat Emas
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
(Mat. 6:33)


Zaman sekarang, memang sedang trend seminar-seminar tentang kesuksesan. Bahkan untuk anak sekolah pun, ada banyak seminar yang ditawarkan, tentang bagaimana cara gampang mencari uang dan sukses. Tak heran, jika sekarang banyak anak muda berlomba-lomba mengeluarkan uang untuk mengikuti berbagai macam seminar tadi.

Kerygmers, seminar itu mungkin penting untuk meraih sukses, namun harus kalian ingat, bahwa tuntunan Tuhan Yesus lah, kunci utama kesuksesan kita. Yes. 48:17 mengungkapkan, bahwa Allah mengajar kita tentang apa yang memberi faedah (manfaat/ keuntungan), dan menuntun di jalan yang harus kita tempuh (dalam pilihan-pilihan hidup).

Nah, kalau kalian saat ini belum hidup dalam tuntunan Tuhan, sebenarnya kalian belum dapat meraih sukses yang sesungguhnya. Meski kalian banyak belajar, tentang banyak hal di dunia ini, semua akan sia-sia tanpa tuntunan-Nya. Jadi, carilah Kerajaan Allah dulu, baru segalanya (termasuk kesuksesan) akan ditambahkan dalam hidup kalian.

 


Tuesday, June 23, 2015

Berani Tampil Beda

                         

“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 2 Timotius 2:22

Dalam perkembangan jaman yang semakin cepat di era globalisasi saat ini membuat anak-anak muda berusaha tampil dengan mengikuti tren yang sedang berkembang. Kecenderungan anak-anak muda adalah berusaha untuk bisa mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Mereka berusaha agar dapat diterima dalam lingkungan pergaulannya yaitu dengan cara mengikuti tren yang ada saat ini. Jika mereka tidak mengikuti tren yang sedang berkembang, maka mereka akan dianggap ketinggalan jaman dan kurang pergaulan.

Banyak hal yang bisa dianggap tren bagi anak muda, mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, cara berdandan/bergaya, gaya hidup, tempat jalan-jalan, tempat hiburan, tempat berbelanja, barang-barang mewah, musik, film, teknologi gadget, internet, bahkan sampai kepada kebiasaan buruk yaitu merokok hingga kepada dunia gemerlap (kehidupan malam).

 Tekanan dari teman-teman sering dialami bagi anak-anak muda yang tidak mau mengikuti tren-tren itu. Bukan suatu hal yang mudah untuk menolak atau tidak mengikuti tren yang ada.


Sebagai anak muda yang mengenal Tuhan, tentunya harus dengan cermat mengikuti tren-tren yang ada. Anak-anak muda harus pintar-pintar memilih tren apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi mereka, agar tetap berjalan dalam kehendak Tuhan dan tidak menyimpang dari jalanNya.


Bagaimana agar anak-anak muda dapat tetap di dalam Tuhan dan berani tampil berbeda dengan dunia ini?

1. Hidup sesuai dengan Firman Tuhan

“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. ” Maz 119:9

Terima ayat Alkitab melalui Facebook. Ayo gabung dengan lebih dari 54.000 member di Facebook Page Pelita Hidup. Klik like berikut ini:

Hanya dengan Firman Tuhan-lah seorang anak muda dapat mempertahankan jalannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Firman Tuhan akan menerangi setiap sisi kegelapan yang ada. Tuhan akan memberi hikmat bagi anak-anak muda, tren apakah yang sesuai dan tidak sesuai dengan kehendakNya.

Tidak mengikuti tren yang tidak sesuai dengan jalanNya bukan berarti akhir dari kehidupan. Tetapi ketika anak muda memilih untuk tidak mengikuti tren yang ada dan lebih mementingkan kehendak Tuhan dalam dirinya, maka dia akan memperoleh harta yang paling berharga di dunia ini.

Menjadi umat Tuhan bukan berarti kita menjadi orang yang kurang pergaulan, tetapi lebih kepada menjadi orang yang mempunyai integritas untuk menyatakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak. Menjadi orang yang berani untuk menolak ajakan maupun kebiasaan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan siap menerima segala resiko dengan menolak ajakan tersebut.


2. Menjauhi Hawa Nafsu

Dalam 2 Timotius 2:22 jelas sekali dikatakan untuk menjauhi segala nafsu orang muda. Segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah membawa kepada kebinasaan. Hawa nafsu akan terus menyerang kehidupan anak-anak muda. Oleh karena itu setiap keinginan yang muncul haruslah diserahkan kepada Yesus Tuhan. Tidak setiap keinginan harus dimiliki saat itu juga atau bahkan ada keinginan-keinginan tertentu yang harus ditolak karena tidak sesuai dengan FirmanNya.

“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. ” 1 Yoh 2:16"


Mintalah kepadaNya agar Dia memberi kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa nafsu yang ada.

Berjalanlah sesuai dengan Firman Tuhan, dan tetap setia dalam setiap langkah yang diambil baik dalam pergaulan maupun aktifitas apapun. Hidup di dalam kasih Tuhan dan tetap memelihara damai di dalam kehidupan kita.

3. Menjadi Teladan


Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 1 Tim 4:12"

Sebagai anak muda bukan berarti tidak bisa menjadi teladan. Justru selama menjalani masa muda harus mulai bisa menunjukkan bahwa kita adalah teladan yang patut ditiru baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih kepada sesama, kesetiaan kepada Tuhan dan dalam kesucian hidup yang berani untuk menolak segala kecemaran yang ada.
Tuhan akan memampukan setiap anak muda agar dapat hidup seturut dengan kehendakNya sehingga dapat menjadi teladan bagi teman-teman pergaulannya.
.
“Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda."


Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang. ” Maz 127:4-5


Saturday, April 18, 2015

Remaja, Mencari Identitas dan Pengakuan



Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan anak remajanya susah diajak bicara dan perilakunya sukar dimengerti.

Ada dua hal utama yang menjadi perhatian remaja. Pertama, identitas dan kepribadian. Sedang yang kedua, remaja membutuhkan pengakuan.


Identitas dan Kepribadian

Penulis pernah dititipi anak remaja. Dari percakapan terbuka dengannya, penulis mendapat informasi bahwa remaja ini pernah tertarik merokok karena memerhatikan bagaimana pemuda-pemuda pengangguran di depan rumahnya begitu menikmati menghisap rokok pada pagi hari.

Satu kali, seorang remaja datang ke studio foto dengan potongan rambut seperti helm tentara Romawi kuno. Kepalanya dicukur klimis, kecuali bagian tengah rambutnya, dari depan ke belakang diatur tegak lurus. Barangkali ia salah satu pengagum tentara Romawi.

Anak remaja memang seperti itu. Mereka akan berusaha tampil seperti idolanya. Kalau idolanya pemain sepak bola terkenal seperti David Backham, rambutnya akan dicukur mirip potongan rambut idolanya. Bahkan, anak remaja yang suka menonton film laga seperti Wiro Sableng, sering kali kakinya bergerak seolah menendang dan tangannya bergerak seolah-olah memukul atau menangkis pukulan. Dari sini terlihat bahwa anak remaja memang sedang mencari identitas diri.

Yang pasti, idolanya bukan pribadi yang cengeng dan "memble", melainkan satu tokoh yang dianggapnya keren, gagah, dan populer. Ketika anak tidak mendapatkan sesuatu yang dapat dijadikan idola dari ayah atau ibunya, mereka tidak sulit untuk mengambil tokoh idolanya dari tayangan tv, komik, atau majalah.

Apakah orang tua pernah menyediakan waktu untuk berbicara secara jujur dan terbuka dengan anak remajanya sehingga mengerti benar apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan, serta kerinduan hatinya?

Tidak sedikit orang tua yang menghadapi kesulitan karena sibuk bekerja, baik di luar maupun di dalam rumah sehingga tidak tersedia cukup waktu untuk berbicara dengan anak remajanya. "Koran Tempo" pernah memuat hasil survei yang menyatakan bahwa 59% orang tua di London sulit berperan sebagaimana layaknya orang tua, seperti meluangkan waktu untuk anak (Senin, 19 Juli 2004, hlm. B1). Juga harus dibuang mitos yang dipegang kebanyakan orang tua bahwa anak kelak juga akan mendapat pengertian sendiri sesuai dengan tingkat kedewasaan umurnya.

Sesungguhnya, remaja sangat membutuhkan bimbingan dan arahan untuk hidupnya. Berikan bimbingan dan pengarahan kepada remaja dengan kasih, tetapi tegas. Hindari cara memerintah dengan keras. Usahakan berbicara dengan sabar perihal hak dan tanggung jawab, pendidikan dan disiplin, juga hukum tabur-tuai. Misalnya, setiap sore ingatkan untuk menyelesaikan tugas sekolah, menyiapkan perlengkapan sekolah dan menaruh di meja belajarnya. Baru keesokan paginya diperiksa kembali sebelum dimasukkan ke dalam tas. Dengan cara itu, diharapkan tidak ada perlengkapan yang tertinggal. Demikian juga harus terus-menerus diingatkan untuk menyimpan pakaian, tas, sepatu di tempat yang disediakan agar tidak menimbulkan kesulitan ketika diperlukan.

Penulis pernah menguping seorang remaja yang menelepon temannya. Ketika telepon tersambung dan di seberang sana ada yang mengangkat, ia segera bicara, "Halo, saya mau ngomong sama Nurdin." Setelah ia menelepon, penulis memberitahu, "Sebaiknya ketika telepon diangkat, katakan `selamat pagi` jika waktu itu pagi. Selanjutnya, dengarkan baik-baik suara lawan bicara. Jika nada suaranya tidak pasti apakah itu suara orang tua atau bukan, sapalah dengan sebutan `Pak` jika itu suara pria, dan `Ibu` jika itu suara wanita."

Bimbingan dan arahan orang tua kepada remaja tidak hanya melulu perkara lahiriah dan berhubungan dengan sekolah maupun etika pergaulan, tetapi juga berkenaan dengan kehidupan iman yang sangat penting artinya dan sangat perlu diberikan untuk remaja dengan kasih, tetapi tegas.

Ada seorang remaja diterima di salah satu SLTA. Setelah mulai bersekolah, dia mengetahui bahwa hanya dia sendiri yang beragama Kristen. Dia memilih keluar dan tidak bersekolah. Ia mengalami kecemasan karena sendirian beragama Kristen.

Ada seorang lulusan SLTA diterima bekerja di salah satu instansi pemerintah. Ketika akan menjalani pendidikan prajabatan, dia memilih mengundurkan diri karena tidak ada teman lain yang beragama Kristen. Dia tidak memiliki keyakinan bahwa beragama Kristen akan memberikan jaminan rasa aman.

Penulis bertanya kepada seorang remaja, "Apakah kamu dapat berdoa?" Jawabnya, "Sulit, sebab di rumah, Mama mengajar bahwa berdoa harus memakai bahasa yang sesuai dengan anak-anak, remaja, atau orang dewasa." Lalu penulis memberitahu bahwa berdoa itu tidak keluar dari pikiran, melainkan percakapan dari dalam hati kita kepada Tuhan Yesus. Alamat doa harus benar, yaitu Tuhan Yesus (Mzm. 62:8).

Sangatlah strategis menanamkan kehidupan iman kepada remaja. Bahkan semestinya lebih dini lagi. Sejak kanak-kanak, mereka harusnya sudah diperkenalkan secara pribadi kepada Tuhan Yesus. Tidak perlu harus menunggu ketika mereka sudah beranjak remaja. Sejak balita, anak-anak dituntun untuk berdoa kepada Tuhan Yesus, baik pada saat bangun tidur, sebelum tidur, sebelum makan, atau sebelum berangkat ke sekolah. Dan yang penting diperhatikan, anak-anak maupun remaja akan dengan mudah mengambil teladan hidup dari iman orang tuanya sendiri. Oleh sebab itu, orang tua patut hidup dalam iman dengan sungguh-sungguh. Setiap orang tua perlu memerhatikan perkataan Tuhan Yesus, "Siapa saja yang menyebabkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku ini berbuat dosa, lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu dibuang ke dalam laut" (Mrk.9:42).

Betapa seriusnya Tuhan Yesus memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada orang tua untuk membimbing dan mengarahkan anak kecil yang sudah dikaruniai iman kepada-Nya. Penyesatan yang menyebabkan anak berbuat dosa dapat dilakukan orang tua secara pasif atau aktif. Secara pasif, misalnya dengan cara orang tua tidak memberitahukan dan membimbing anak untuk melakukan hal yang benar; tidak memberikan teladan yang benar. Secara aktif, penulis menjumpai di suatu daerah gersang sewaktu musim palawija, anak-anak disuruh orang tuanya mencuri mentimun, terong, atau buah nangka untuk disayur. Atau anak disuruh berbohong dengan mengatakan ibunya tidak ada ketika tukang kredit datang menagih angsuran pembayaran.

Pembentukan identitas dan kepribadian sedemikian penting pada masa remaja. Sehingga kelalaian dan pengabaian memberikan bimbingan dan arahan identitas hidup iman Kristen tentu akan memunyai pengaruh dan akibat yang jauh di dalam hidup remaja.

Pembentukan kepribadian dapat diperoleh melalui didikan dan disiplin yang terus-menerus dengan sentuhan kasih. Didikan yang dimaksud bukanlah belajar di sekolah, melainkan didikan orang tua kepada anak sejak balita, anak-anak, dan remaja menuju dewasa. Remaja, bahkan sejak anak-anak, harus banyak mendapat didikan, pemberitahuan, informasi, nasihat, teguran, bahkan jangan dihindarkan hajaran atau disiplin bilamana diperlukan. Hajaran atau disiplin itu bisa berupa suatu hukuman tidak diberi uang saku untuk sementara waktu.


Remaja Butuh Pengakuan

Ada orang tua yang menyebutkan anak remajanya sangat cinta teman. Hampir sepanjang hari dan malam bersama teman-temannya sehingga sangat sedikit waktu berada di rumah, kecuali untuk tidur malam saja.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Orang tua harus mampu meneropong penyebab yang mengakibatkan perilakunya demikian. Remaja mendapat tempat dan pengakuan sebagai satu pribadi, baik dalam hal mengemukakan pendapat maupun dalam mengekspresikan dirinya di antara sesama temannya. Mereka dapat dengan leluasa berbicara dengan sesamanya, dapat bercerita asyik mengenai idolanya, hobi, dan kesukaannya tanpa takut dicemoohkan atau diremehkan.

Seorang remaja dengan jujur mengakui bahwa ia merasa lebih tenang dan khusyuk berdoa di gereja tetangganya daripada di gedung gereja lingkungannya sendiri di mana orang tuanya bergabung. Hal seperti ini memungkinkan terjadi di kota-kota. Janganlah hal seperti itu dipandang sebagai satu kesalahan yang perlu dicela, melainkan yang terpenting ialah bagaimana kita menyikapinya.

Monday, March 30, 2015

Menjadi Teman Curhat yang 'Ampuh'

Memang tidak mudah untuk memilih kata-kata atau untuk bereaksi yang tepat dihadapan teman yang sedang terluka. Apa kita harus membuatnya tertawa atau kita harus balas curhat tentang pengalaman pahit serupa yang pernah kita alami? Apakah kita harus memberi nasehat atau membuat teman kita terus membicarakan masalahnya hingga puas?

Walau setiap kasus adalah unik dan setiap masalah harus ditangani berbeda, kita bisa belajar menjadi teman curhat yang “ampuh” dalam setiap situasi:

Bantu dia mengeluarkan mencurahkan 'uneg-uneg'
Hal yang paling penting yang bisa dilakukan ketika teman sedang curhat ialah mendengar. Dari banyak kasus, seseorang yang sedang banyak masalah dan sedang ingin curhat kadang hanya butuh teman bicara, menangis, dan mengeluarkan isi hatinya. Karena itu, jangan buru-buru menghibur dengan mengatakan bahwa “senyum dong, jangan sedih” atau “semua akan baik-baik saja”.

Lebih baik biarkan dia mencurahkan semua yang ada dihatinya terlebih dahulu. Kadang memotong pembicaraan dengan berusaha menghibur akan menghalanginya untuk meluapkan perasaannya. Biarkan teman anda bicara sepuasnya, dan JADILAH PENDENGAR YANG BAIK.

 
Realistis

 
Jika situasi yang sedang dihadapi teman anda terdengar begitu parah, jangan mencoba untuk menghibur berlebihan dengan “harapan-harapan palsu” padanya, walau anda mencoba untuk tetap positif.

Tetap berpikir positif dan memberinya keyakinan bahwa diatas segala masalah pasti ada jalan keluar memang hal yang benar. Tapi jangan menambah-nambah penghiburan sehingga terdengar berlebihan. Lebih baik pastikan padanya bahwa anda akan selalu anda untuk membantu dan pastikan bahwa anda akan berdoa selalu untuknya, dan benar-benar lakukanlah itu.

Hargai privasi orang lain

 
Ada kalanya teman sedang curhat tapi tidak sepenuhnya bercerita tentang apa yang membuatnya sedih atau kesal. Dia bersikap seperti itu karena memang belum siap untuk menceritakan semuanya kepada anda. Karena itu, jangan berubah menjadi orang penasaran yang berujung pada pemaksaan kepada teman anda untuk bisa menceritakan semuanya.

Berikan rasa nyaman kepadanya ketika dia bercerita sehingga jika memang dia percaya pada anda, dia toh akan bercerita kemudian dengan sendirinya. Hargai privasi orang lain kala curhat.

Ringankan bebannya

 
Kadang orang yang sedang curhat segera membutuhkan bantuan saat itu juga. Jika anda merasakan hal itu, salah satu kalimat terbaik yang dapat anda tanyakan padanya adalah “Apa ada yang bisa aku bantu?”.

Dan jikalau anda bisa melakukan sesuatu untuknya, sesederhana apapun itu, itu pasti akan meringankan bebannya. Bukankah inti curhat ialah meringankan beban?

Beri dia waktu

 
Jika beberapa lama setelah curhat, teman anda masih terlihat sedih, itu adalah hal yang wajar. Mungkin memang dibutuhkan waktu yang agak panjang baginya untuk kembali baik, apalagi jika masalah yang dihadapi berat, seperti kematian misalnya.

Disaat seperti itu, tetaplah dampingi teman anda dan jangan cepat bosan jika dia kembali kepada anda dan menceritakan hal yang sama kepada anda. Tetaplah setia menjadi teman curhat yang baik.

Jadilah bijaksana

 
Hal ini menyangkut nasehat-nasehat yang dia kehendaki dari anda. Jangan katakan apa yang anda pikirkan tapi pikirkan apa yang hendak anda katakan. Orang yang sedang curhat biasanya cepat mengambil masukan apa saja dari orang yang dia percaya. Jangan sampai solusi dari anda justru membuat hidupnya makin berantakan. Karena itu, jadilah bijaksana melalui nasehat anda.

Mengapa begitu penting untuk menjadi teman curhat yang baik? Selain karena setiap orang memang harus saling membantu dan mengasihi, tapi akan ada momen dimana andalah yang menjadi orang yang ingin curhat kepada orang lain.

Friday, December 19, 2014

Menghalau Galau




Belakangan ini makin sering saja kita dengar kata “galau”. Istilah yang memang baru tren di kalangan kaum muda ini merujuk pada rasa kuatir dan bingung sendiri ketika harus mengambil sebuah pilihan. Sebagai anak-anak muda Kristen, boleh enggak sih kita galau?

Lirik salah satu lagu rohani berkata demikian:
“…ombak yang menderu tak membuat galau hatiku, ku tau ku selalu mengandalkan-Mu
(Sampai Batas Waktu, GMB)

Kalau dipikir-pikir, lirik ini bener banget. Mengapa harus galau jika kita punya Tuhan yang dapat diandalkan?

Memang, hidup ini tidaklah semulus jalan tol. Tetapi daripada galau, aku lebih suka “bergumul” dengan masalah yang menghadang. Dalam bergumul kita akan lebih serius, tidak main-main, fokus, dan tentu saja berserah kepada Tuhan. Berserah bukan pasrah, tapi menyerahkan setiap masalah atau pilihan kita kepada Tuhan sebagai pembuat keputusan.

Dalam kegalauan biasanya kita hanya berputar-putar dengan pikirannya sendiri tanpa mengambil tindakan apa-apa. Dalam pergumulan, kita berjuang melakukan sesuatu untuk menghadapi masalah dan mencari solusi. Sebagai para pengikut Kristus, bergumul berarti mendekat kepada Tuhan, berupaya menemukan jawaban atau kehendak-Nya. Makin dekat kita kepada-Nya, makin pekalah kita dengan apa yang Dia ingin kita lakukan, dan makin dapatlah kita menghalau galau… =)

Lalu, gimana caranya dekat dengan Tuhan? Bayangkanlah kalau kamu ingin dekat dengan seseorang. Tentunya kamu berusaha PDKT (pendekatan) dong. Berikut tiga langkah PDKT yang bisa kamu praktikkan untuk memulainya:

Pertama, kita harus sering-sering ketemu dan berkomunikasi. Berbicaralah kepada Tuhan melalui doa. Berdoalah dengan tekun dan sungguh-sungguh. Ceritakan setiap masalah yang kita hadapi. Dia adalah pendengar yang setia dan pemberi solusi yang handal. Dia juga tidak terbatas tempat dan waktu, kita dapat datang pada-Nya kapan saja dan di mana saja. Dia mengundang kita untuk mencurahkan isi hati kita kepada-Nya: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” – Filipi 4:6

Kedua, kita harus banyak bergaul dengan keluarga-Nya. Keluarga Allah terdiri atas orang-orang yang benar-benar hidup dalam Firman-Nya (Lukas 8:21). Pergilah ke gereja secara teratur. Hadiri persekutuan kaum muda atau bergabunglah dengan kelompok-kelompok pendalaman Alkitab. Berkumpul dengan sesama saudara seiman adalah cara hidup jemaat mula-mula. Kita bisa belajar dari satu sama lain, saling menyemangati, saling membangun, sehingga pengenalan kita akan Allah dapat terus bertumbuh. Mendengar sembarang nasihat orang bisa bikin kita tambah galau. Tetapi mendengar masukan bijak dan melihat teladan dari orang-orang yang hidup dekat dengan Allah, akan menolong kita membuat pilihan-pilihan yang tepat.

Ketiga, kita harus kepo sama Tuhan dengan membaca firman-Nya. Kita harus sungguh-sungguh mau tahu apa yang diinginkan Tuhan di dalam kehidupan kita. Jangan puas dengan mendengar kata orang atau khotbah di gereja saja. Ambillah waktu pribadi untuk bersaat teduh, membaca dan merenungkan Alkitab secara teratur. Kalau kita jarang atau bahkan belum pernah membaca Alkitab, wajar saja kita galau, karena kita tidak banyak tahu tentang Dia. Jangan termakan apa kata orang kalau kamu sendiri belum ngecek kebenarannya dalam Alkitab.



Makin dekat kita kepada Tuhan,
makin pekalah kita dengan apa yang Dia ingin kita lakukan,
dan makin dapatlah kita menghalau galau… =)

Tuesday, November 11, 2014

Pahlawan-pahlawan Alkitab: Berani dan Rela Berkorban



Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Matius 5:16)

“Pahlawan” dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; seorang pejuang yang gagah berani. Definisi tersebut memberi gambaran bahwa seseorang yang mempunyai keberanian dan kerelaan berkorban dalam membela atau memperjuangkan sesuatu demi kebenaran, keadilan, dan kebebasan dalam konteksnya, disebut sebagai pahlawan. Jika demikian, masih adakah sekarang ini (di Indonesia) yang bisa disebut sebagai pahlawan? Apa konteks Indonesia terkini? Keberanian dan kerelaan berkorban seperti apa yang bisa diteladani dalam konteks sekarang? Sebelum menjawab, beberapa kisah tokoh Alkitab berikut ini mungkin bisa memberikan sedikit inspirasi; di antaranya: Gideon, Simson, Yonatan, Yusuf dan Daniel.

GIDEON (Hakim-hakim 6-8)

Siapa yang tidak mengenal Gideon, seorang pahlawan Israel yang gagah berani dan memiliki strategi unik nan jitu. Ia berhasil mengalahkan pasukan musuh (Midian) yang berjumlah 135.000 orang hanya dengan kekuatan pasukan 300 orang bersenjatakan sangkakala, buyung kosong, dan obor! Mereka berhasil “membunuh” 120.000 pasukan musuh (Hak. 7:19-25, 8:10). Luar Biasa!

Bahasa Ibrani Gideon adalah (gid‛ôn) yang berarti “penebang, pemukul.” Gideon disebut juga Yerubaal yang mempunyai arti “biar Baal melawan,” sebutan yang diberikan kepada Gideon setelah ia merobohkan mezbah Baal di kota tempat tinggalnya, Ofra (6:32). Arti nama Gideon dalam terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) mungkin lebih tepat: Biar Baal sendiri melawan Gideon, sebab ia telah membongkar mezbahnya (Let Baal plead against him because he hath thrown down his altar – KJV).

Pemanggilan Gideon cukup unik karena terjadi di tempat “persembunyian” (6:11), namun Malaikat TUHAN menyebut Gideon sebagai “pahlawan yang gagah berani” (ay.12). Benarkah Gideon seorang pemberani? Bukankah ia berada di tempat persembunyian ketika Malaikat TUHAN menemuinya? Ketika TUHAN menyuruh Gideon merobohkan mezbah Baal, dia takut (Hak.6:27 mengatakan: “Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang…”). Lalu ketika diperintahkan untuk menyerang pasukan Midian, ia pun takut. Tuhan memberi “penawaran” pada Gideon sebelum ia menyerbu musuh: “Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura,…” dan Gideon benar-benar turun bersama Pura, bujangnya untuk “meninjau” perkemahan Midian terlebih dulu (7:10-15). Jika demikian, segagah dan seberani apakah Gideon sebenarnya, seperti sapaan Malaikat TUHAN itu? Apakah Malaikat salah menilai? Tentu saja tidak. Bila dicermati, ada dua hal “besar” yang dilakukan Gideon:

Meskipun ada perasaan takut, namun Gideon tetap berani mengambil sikap merobohkan mezbah Baal dan patung berhala yang ada di dekat mezbah tersebut lalu mendirikan mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban di atasnya (6:25-30).

Gideon berani mengambil keputusan mengurangi jumlah pasukan dalam melawan 135.000 orang tentara musuh. Pasukan Gideon semula berjumlah 32.000 (7:3) menjadi hanya berjumlah 300 orang (7:7). Ia pun berani mengambil keputusan menyerang pasukan Midian dengan strategi yang sudah disiapkan setelah mengalami keraguan (7:10-15).
SIMSON (Hakim-Hakim 13-16)


Simson (shimshôn) memiliki arti “seperti matahari; matahari kecil” (like the sun). Nama ini adalah pemberian orangtuanya, Manoah dan istrinya (namanya tidak dicatat dalam alkitab). Orangtua Simson mungkin berharap bahwa anaknya kelak membawa sinar terang di tengah “kegelapan” yang dialami Israel selama 40 tahun dalam cengkeraman dan penindasan orang Filistin, seperti yang dijanjikan Malaikat TUHAN (Hak. 13:1-5).

Agak berbeda dengan hakim-hakim lain, Alkitab secara eksplisit menyebutkan Simson sebagai seorang nazir Allah (Hak. 13:5), yaitu seorang yang dipersembahkan dan dikhususkan bagi Allah untuk mengerjakan tugas-tugas yang juga khusus (bdk. Samuel [1Sam. 1:11] dan Yohanes Pembaptis [Luk. 1:15]). Sebagai nazir, Simson terikat dengan beberapa ketentuan yang harus ditaatinya sesuai hukum Musa, yaitu: menjauhkan diri dari semua yang mengandung anggur, tidak boleh memotong rambut, tidak boleh dekat apalagi menyentuh mayat (Bil. 6:1-7). Ia pun dianugerahi kekuatan luar biasa yang menjadi “modal” menjalankan tugasnya sebagai seorang hakim; membebaskan Israel dari ancaman dan penindasan orang Filistin (Hak. 13:5). Tugas tersebut dikerjakan oleh Simson dengan sangat efektif seorang diri. Ia membunuh 30 orang Filistin gagah perkasa di Askelon (14:19); menangkap 300 anjing hutan dan mengikatkan ekor anjing-anjing tersebut dengan obor untuk membakar ladang gandum Filistin yang siap tuai (15:4-5); membunuh 1000 orang Filistin hanya dengan tulang rahang keledai (15:15); dan di akhir hidupnya, ia merobohkan bangunan yang berisi tiga ribu orang sehingga semuanya mati tertimpa bangunan itu (16:27, 30).

Keberanian Simson sebagai seorang pahlawan Israel memang tidak diragukan. Namun ada beberapa hal yang menodai citra kepahlawanannya itu:
Semua yang ia lakukan terhadap orang Filistin mengatasnamakan dirinya sendiri dengan mengatakan, “Seperti mereka memperlakukan aku, demikianlah aku memperlakukan mereka.” (15:11). Simson berorientasi pada diri sendiri, bukan bangsanya, orang-orang yang dipimpinnya. Hal tersebut membuat orang-orang sebangsanya, dari suku Yehuda, geram terhadap “tingkah laku” Simson (15:9-13). Sebagai seorang nazir Allah ia hidup seolah-olah mengabaikan kenazirannya itu dengan melanggar hukum kenaziran (lih. 14:10-17; 16:17).
Simson tidak bisa mengekang nafsu. Kisah hidupnya diwarnai dengan hasrat seksual yang meresahkan dan memalukan: sebagai seorang Israel ia menikahi gadis Filistin (14:1-3); sebagai seorang hakim ia mengumbar nafsu seksualnya dengan perempuan sundal (16:1); dan akhir hidupnya jatuh dalam pelukan Delilah –yang kemungkinan adalah perempuan Filistin– dengan mengorbankan kenazirannya (16:4-22).
Simson juga mengabaikan anugerah Allah mengenai kekuatannya karena ia berpikir bahwa kekuatannya berasal dari rambutnya (16:17). Padahal dalam kesempatan-kesempatan ia “mengaplikasikan” kekuatan tersebut, Alkitab mencatat “berkuasalah ROH TUHAN atas dia” (lih. 14:6, 19; 15:14; dan 16:20).
YONATAN (1 Samuel 13:23-14:46; 18:1-5; 20:1-43)


Arti kata Yonatan (yehônâthân) adalah “Allah yang memberikan” (Jesus has given). Yonatan adalah anak laki-laki tertua Saul di samping anak laki-lakinya yang lain: Yiswi dan Malkisua. Yonatan juga memiliki dua saudara perempuan yaitu: Merab dan Mikhal (1 Sam. 14:49). Yonatan barangkali lebih dikenal sebagai sahabat Daud daripada sebagai seorang pahlawan (Israel). Yonatan sepertinya juga lebih terkesan lembut dan sopan, tidak terlihat sebagai sosok pahlawan, berbeda dengan Daud yang sudah terlihat karakter kepahlawanannya saat melawan Goliat. Kisah persahabatan Yonatan dan Daud pun memang berawal dari peristiwa Daud mengalahkan Goliat (1 Sam. 18:1), maka tidak heran jika sifat kepahlawanan Yonatan seakan luput dari perhatian.

Yonatan memiliki keteladanan yang istimewa sebagai seorang pahlawan. Dalam tradisi kerajaan dan budaya patriakal, anak laki-laki tertua raja berhak menyandang sebagai putera mahkota dan menjadi pewaris tahta kerajaan. Ketika orang Israel lebih memilih bentuk negara monarki daripada teokrasi maka suksesi kepemimpinannya pun mengikuti pola monarki (1 Sam. 8). Jadi Yonatan adalah putera mahkota Saul (Israel) dan memiliki kans menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Israel. Sebagai seorang pangeran dan prajurit Israel:

Yonatan berani mempertaruhkan nyawa demi keberhasilan perjuangan Israel. Hanya berdua bersama pembawa senjatanya, ia melakukan penyerangan di tempat pertahanan Filistin dan berhasil membunuh 20 orang tentara musuh hingga menimbulkan kegentaran di dalam pasukan Filistin (1 Sam. 13:23 – 14:23). Tindakan Yonatan tersebut sangat berisiko karena ia sengaja mendatangi “sarang” musuh sendirian dan hanya ditemani satu orang pembawa senjatanya. Ia bisa saja mati karena kalah jumlah. Tetapi Yonatan yakin akan pertolongan Tuhan sehingga ia berani mengambil risiko tersebut. Dalam persitiwa tersebut Yonatan mendapat penghormatan dari para prajurit Israel (14:45).

Yonatan merelakan kedudukannya sebagai pewaris tahta kerajaaan Israel kepada Daud. Ia menerima dengan tulus pemilihan Daud sebagai pengganti ayahnya yang sudah tidak diperkenan lagi oleh Tuhan (1 Sam. 15:10-11; 16:1, 12-13). Bahkan uniknya, ia menjalin persahabatan dengan Daud, sementara ayahnya justru membenci Daud; kondisi yang sebenarnya menguntungkan bagi Yonatan sebagai putra mahkota. Tetapi ia bahkan menyerahkan jubah, baju perang, pedang, panah, dan ikat pinggangnya kepada Daud (1 Sam. 18:4). Hal ini merupakan simbol kepercayaan dan penyerahan hak Yonatan kepada Daud sebagai sahabat dan calon raja Israel “mengambil alih” kedudukannya. Yonatan rela mengorbankan kepentingannya demi kepentingan Tuhan dan kebaikan Israel.
YUSUF, PRIBADI YANG MERDEKA TERHADAP DIRI SENDIRI


Siapa yang tidak kenal Yusuf, anak Yakub? Yusuf adalah buah kasih Yakub dan Rahel. Ia mengalami serangkaian proses pembentukan dan persiapan dari Allah untuk menjadikannya pemimpin dan penyelamat bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lainnya. Ia menjadi orang kepercayaan dalam Istana Raja Firaun dengan jabatan sebagai Raja Muda.

Kesuksesan yang diperoleh Yusuf bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit begitu saja, tetapi merupakan buah kesabaran dan pengendalian diri yang baik, juga merupakan wujud kasih Allah yang senantiasa menyertai setiap perjalanan hidupnya. Ada banyak kesulitan yang mengiringi hidupnya dalam proses menuju kesuksesan tersebut. Semenjak belia ia sering menjadi korban bullying kakak-kakaknya. Bahkan di usia sweet seventeen, kakak-kakaknya berhasil menyingkirkan Yusuf dengan menjualnya seharga 20 syikal perak kepada saudagar-saudagar Midian keturunan Ismael, yang biasa membeli orang-orang untuk dijual sebagai budak belian di Mesir.

Kesetiaan Yusuf dan ketaatannya kepada Allah membawanya kepada karier yang hebat. Pengendalian diri yang baik terhadap dendam dan rasa benci ditunjukkannya ketika ia diperhadapkan kembali dengan saudara-saudaranya yang telah menyebabkannya berpisah dari ayahnya. Kedudukan dan kekuasaan yang dimiliki Yusuf sangat memungkinkannya untuk menuntut balas atas perlakuan kakak-kakaknya, namun hal tersebut tidak dilakukannya. Yusuf telah memenangkan pertempuran dalam dirinya dan mengalahkan rasa benci dan dendam. Relasinya yang sangat dekat dengan Allah telah membuatnya merdeka dari segala perasaan negatif untuk membalas dendam.

Belajar dari Yusuf, untuk menjadi pahlawan, seseorang terlebih dahulu harus merdeka dari keinginan dirinya sendiri. Itulah sebabnya dalam Amsal 16:32 dikatakan bahwa, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Sudahkah kita menguasai diri kita masing-masing sehingga kita layak disebut sebagai pribadi yang telah merdeka?
DANIEL, KETEKUNAN YANG MEMBAWA PERUBAHAN


Jika mengalaminya sendiri, kita akan tahu bahwa rasanya sangat tidak enak menghadapi fitnah. Rasa cemburu yang berlebihan dan iri hati sepertinya sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia sehingga pembunuhan karakter lewat tuduhan-tuduhan keji bisa dilemparkan dengan mudahnya, hanya karena merasa iri pada keberhasilan orang lain. Bertolak dari realita tersebut, kita belajar dari kisah Daniel yang mengalami hal serupa.

Daniel adalah pribadi yang taat kepada Allah dan tekun berdoa. Dari kisahnya di dalam kitab Perjanjian Lama, kita dapat membaca bahwa ia biasa berdoa dengan berlutut dan memuji Allah sebanyak tiga kali sehari. Ada atau tidak ada kegiatan, sibuk atau tidak sibuk, ia tetap berdoa dengan disiplin. Tidaklah mengherankan jika Daniel dikatakan sepuluh kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu di seluruh kerajaan (Daniel 1:20) dan diketahui memiliki roh yang luar biasa (6:4). Kecerdasan Daniel melebihi 120 wakil raja dan dua pejabat tinggi lainnya. Empat kali terjadi pergantian raja, namun Daniel tetap bertahan dalam jabatannya. Hal itu membuktikan bahwa Daniel memang berbeda. Kebiasaannya berdoa ternyata bisa berdampak sangat besar di dalam dirinya.

Melihat kesuksesan seperti itu, mulailah para pejabat tinggi dan wakil raja merasa dengki dan iri hati, lalu mencari-cari kesalahan Daniel. Namun dalam Alkitab disebutkan bahwa mereka tidak mendapatkan kesalahan apa pun. Beberapa kali musuh-musuhnya berusaha mencelakakannya, bahkan beberapa kali Daniel dan teman-temannya berhadapan dengan kematian. Lalu apakah Daniel gentar dengan semua itu, lalu berbalik meninggalkan Allah? Tidak! Ia tetap tenang dan berdoa memohon kepada Allah. Ketika ia hendak dicelakai, ia tetap beriman teguh kepada Tuhan, sehingga bukannya mengalami celaka, tetapi dengan luar biasa ia dapat menyaksikan kuasa Allah yang dahsyat dan ajaib. Orang banyak pun melihat bahwa Daniel diselamatkan karena kepercayaannya yang penuh kepada Allah.

Ketika kita menghadapi masalah, tuduhan, atau fitnah, ke mana kita pergi mencari jawaban? Sering kali kita mengandalkan kemampuan diri sendiri yang terbatas. Sering kali kita tidak sabar, dan akibatnya tersandung untuk memilih alternatif-alternatif instan yang menyesatkan. Sering kali kita malah semakin jauh dari Tuhan. Kisah Daniel selayaknya membuka mata kita bahwa ada kuasa luar biasa di balik ketekunan kita berdoa. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 5:3-4, bahwa dalam menyikapi kesengsaraan seharusnya kita tetap mengucap syukur kepada Allah, karena kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Tuhan sanggup melepaskan kita dari hal apa pun, bahkan yang paling tidak mungkin sekalipun menurut logika manusia. Tuhan kita adalah Allah yang dahsyat dan ajaib. Ketika menghadapi masalah, fitnah, jebakan dan sebagainya dari orang-orang yang dikuasai iri hati, datanglah kepada Tuhan dan berdoalah. Mintalah hikmat dan pertolongan-Nya. Tuhan akan selalu mendengar doa yang diungkapkan anak-anak-Nya dengan sungguh-sungguh. Belajar dari Daniel, ingatlah bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin menurut ukuran kita, namun tidak mustahil bagi Tuhan. Selamat menikmati kemustahilan di dalam relasi kita dengan Tuhan.



sumber : SITUS KOMUNITAS JEMAAT

Thursday, November 6, 2014

Sepatu Terakhir










Enam puluh lima ribu pasang mata hadir di stadion itu. Semua hendak menyaksikan event atletik besar di ajang olahraga terbesar seplanet bumi.
Nama lelaki itu Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asal Inggris. Impian terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, -apapun medalinya-. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding, ia cedera sehingga tak bisa ikut berlomba. Mau tak mau, olimpiade ini, adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter. Karena ia dan ayahnya sudah berlatih sangat keras untuk ini.

Suara pistol menanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek Redmond, membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia kan mendapatkan medali yang diimpikannya selama ini.
Namun tak ada yang menyangka ketika justru di performa puncaknya, ketika ia sedang memimpin perlombaan tersembut, tiba-tiba ia didera cedera. Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya, Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah menjatuhkannya.

Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah.
Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun, tanpa berpikir panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.

Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di Olimpiade, dan semuanya gagal karena cidera kakinya. Namun jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah. Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini”, katanya.

Maka Derek pun dengan perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambil menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih dengan sangat lambat. Tim medis mengira bahwa Derek ingin berjalan sendiri ke tepi lapangan, namun mereka salah. Derek ingin menuju ke garis finish.

Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!”

Akhirnya, kurang 120 meter dari garis finish, sang Ayah pun sampai juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin. Sang Ayah pun merangkul dan memapah Derek. Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya.

“Aku disini Nak”, katanya lembut sambil memeluk Anaknya, “dan kita akan menyelesaikan perlombaan ini bersama-sama.

Ayah dan anak tersebut, dengan saling berangkulan, akhirnya sampai di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, Sang Ayah, Jim, melepaskan rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish tersebut seorang diri. Lalu kemudian, barulah ia merangkul anaknya lagi.

Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. Scene Ayah dan anak itu kini seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari.

Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun lihatlah komentar Ayahnya.

“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Dua tahun paska perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan kepada Derek bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam perlombaan olahraga.

Namun tahukah kalian apa yang terjadi?

Lagi-lagi, dengan dorongan dari Ayahnya, Derek pun akhirnya mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi bagian dari timnas basket Inggris Raya. Dikiriminya foto dirinya bersama tim basket ke dokter yang dulu memvonisnya takkan mewakili negara dalam perlombaan olahraga.

Jika kasih ibu, adalah melindungi kita dari kelamnya dunia, maka kasih sayang seorang Ayah adalah mendorong kita untuk menguasai dunia itu. Seorang Ayah akan senantiasa mendukung, memotivasi, men-support, dan membersamai kita dalam kondisi apapun. Ayah pulalah yang akan meneriakkan kita untuk bangkit, lalu memapah kita hingga ke garis finish. Karena mereka tak ingin kita menyerah pada keadaan, sebagaimana yang ia contohkan.

Tuesday, October 28, 2014

Kesaksian Hidup Ricardo Kaka


Kesaksian Ricardo KAKA

Lahir di Brasilia tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaka lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak membuat dia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, ataupun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaka punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.

Cedera, Dokter berkata tidak dapat sembuh

Sejak kecil ia sangat menyukai sepakbola, bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal didaerahnya dengan pemain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo. Namun pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi, ia mengalami cedera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan dia tidak bisa main sepakbola lagi, bahkan kemunkinan besar akan lumpuh akibat cedera itu. Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya. Hidup kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya kepada sepakbola begitu besar, kini semuanya harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhan.


Namun Tuhan berkata berbeda

Namun Kaka tahu kemana ia harus meminta tolong saat dokter suda angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar kepada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.

Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tahun penyembuhannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.

Bergabung dengan Tim Nasional Brazil

Tuhan membuat permainan Kaka menjadi begitu hebat sehingga manager tim nasional brazil terpikat akan permainannya, dan memanggil kaka untuk menggunakan baju kebesaran tim Brazil, dan dipercayakan untuk bertarung di piala dunia 2002. Dari sekian banyak bakat baru bersinar di Brazil, ia hanya seorang pemain muda yang belum setahun membela klubnya, namun suda dipanggil masuk tim nasional. Bagi Kaka itu adalah anugerah dan keajaiban yang besar baginya.

Walaupun dia hanya jadi pemain cadangan dan duduk dipinggir lapangan penonton pertandingan para seniornya di piala dunia, namun Kaka sudah sangat senang dapat ikut serta dalam kompetisi sebesar piala dunia. Kaka tidak menyadari Tuhan sedang menyediakan keajaiban lainnya bagi dia.

Menang di piala dunia 2002

Beberapa pertandingan berjalan begitu keras bagi Brazil, sehingga beberapa pemain bintang harus disimpan karena cidera. Datanglah kesempatan bagi Kaka untuk turun membela timnya. Dibawah pembelaannya Brazilpun menang, peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itupun terjadi, kaka menanggalkan seragam luarnya sehingga nampak di baliknya sebuah kos putih dengan tulisan yang menggegerkan, kaos putih itu bertulisan ‘I Love Jesus’.

Itu terus dilakukannya setiap kali teman-temanya merayakan gol. Dan akhirnya Brazil-pun menangkan Piala Dunia 2002, setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan di negaranya sendiri, kaos kesayangan yang bertulisan “I Love Jesus” itu tidak pernah dilepaskannya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brazil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.

Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, “Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam hidupan mereka.”

Pindah ke Liga Eropa

Permainan yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di italia, AC Milan. Tidak lama kemudian mereka minta Kaka masuk dalam timnya sebagai pemain utama. Kaka-pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam Liga Italia yang keras dan penuh bintang. Namun dalam musim pertamanya di Liga Italia seri A, ia langsung menyumbang gelar juara scudetto bai AC Milan.

Menikah

Dalam waktu singkat kaka menjadi bintang dan pujian banyak orang khususnya wanita, kegantengannya yang seperti seorang bintang film membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita, dimanapun ia berada akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda mengaguminya. Namun cinta dan kesetiaannya hanya pada Caroline Celino, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepak bola selalu dikelilingi wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang dilakukan pemain bola di liga-liga besar.

Tahun 2005, kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan. “Itu adalah periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya.

Juara Liga Champion 2007 bersama AC Milan

Walaupun sebuah isu pidah agama sempat menerpanya diakhir tahun 2006, namun Kaka membuktikan pada mata dunia, bahwa ia adalah murid Kristus sejadi dalam final liga Champion Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, Kaka langsung merayakan golnya dengan membuka kaosnya dan menunjukan tulisan ‘I belong to Jesus’ kemudian berlutut berdoa bersyukur di tengah lapangan. Teman-temannya yang lain turut merayakannya, tetapi mereka mengerti dan tidak mengganggu Kaka yang sedang berdoa. Peristiwa ini di tonton jutaan pemirsa yang menyaksikan final Liga Champion 2007.

Bagi kaka beserta seluruh pemain dan pendung AC Milan, kemenangan ini merupakan mujizat. Tidak ada yang menyangka AC Milan menang, ditengah kepungan raksasa Inggris yang diunggulkan yaitu Manchester United, Chesea dan Liverpool. Kaka menjadi Top Scorer dalam Liga Champion, pertarungan liga paling bergengsi dan tertinggi di seluruh dunia. Membuatnya di nobatkan sebagai raja oleh pra media Italia, dan pantas dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia.

Kaka telah menjadi teladan bagi banyak orang. Dalam pertandingan dia selalu berdoa, baik saat berhasil mencetak gol ataupun gagal mencetak gol. Ia membawa Alkitab kemana-mana, membacanya setiap ada waktu luang dalam pertandingan atau latihan, dan menyebutnya sebgai buku bacaan faforitnya. Teman-teman dalam satu tim mengangap dirinya sebagai jimat, tanpa dia AC Milan akan sulit untuk menang. Dia harus selalu ada bersama AC Milan, kalau tidak AC Milan pasti kalah. Dalam hidup Kaka telah menjadi terang Kristus bagi banyak orang.


Catatan:
Kesaksian ini bisa menjadi berkat untuk kita, bahwa keberhasilan orang yang percaya adalah sumbernya dari Tuhan, tanpa campur tangan Tuhan kita tidak bisa perbuat apa-apa. Ada keberhasilan yang dikerjakan dengan kekuatan diri kita sendiri tanpa campur tangan Tuhan, mereka akan berhasil, tetapi mereka tidak mendapat bagian dalam kerajaan surga. Biarlah keberhasilan kita untuk mempermulikan nama Tuhan. Amin

Sumber: Majalah VOISE,Vol.89/2007