Bermula dari 45 orang
Hillsongs merupakan nama satu gereja di Sydney, Australia yang sudah menjadi fenomena di zaman ini bukan hanya di kalangan Kristiani, tetapi juga di masyarakat dunia. Gereja ini banyak melahirkan lagu-lagu pujian dan penyembahan yang berhasil mempengaruhi gaya dan irama musik ibadah di pelbagai gereja di seluruh dunia. Namun demikian, siapa yang menyangka, asal mula gereja Hillsongs hanyalah gereja Pentakosta kecil terletak di sebuah ‘suburb’ bernama Baulkham Hills. Ketika Pastor Brian & Bobbie Houston memulai kebaktian perdana pada 14 Agustus 1983, hanya dihadiri 45 orang saja. Walaupun demikian Houston sebagai gembala siding dan istrinya, Bobbie mempunyai visi yang sangat besar yaitu ‘memproklamirkan kebesaran nama Tuhan melalui lagu-lagu pujian dan penyembahan kontemporer yang akan diproduksi di dalam gereja mereka untuk memperkenalkan Kristus kepada masyarakat dunia, terutama generasi muda’.
Perusahaan musik Gereja Hillsong dibentuk untuk pertama kalinya di dalam sebuah ruangan kantor kecil, yang disebut : Power Ministries International. Embel-embel “International” yang tertera di belakangnya telah menjadikan mereka bahan tertawaan orang-orang, yang pada waktu itu menolak untuk mempercayai visi Tuhan melalui gereja lokal kecil. Ejekan ini tidak serta merta mengendurkan semangat mereka dalam melayani Tuhan.
Tahun 1990 manakala Mark dan Darlene Zschech masuk menjadi jajaran tim musik yang dipimpin Geoff Bullock pada saat itu, tentu memberi warna baru dalam gereja yang memberi porsi besar dalam bidang musik ini. Walaupun awalnya Darlene hanya menjadi salah seorang penyanyi di antara banyak penyanyi-penyanyi lainnya dan kadang kala saja ia menerima kesempatan untuk memimpin satu atau dua buah lagu-algu pujian dan penyembahan yangkebanyakan adalah hasil karya pena Geoff Bullock, namun lama kelamaan Darlene dan juga David Evans, seorang penyanyi muda berbakat, menjadi penyanyi inti bahkan Worship Leader gereja Hillsongs.
Album Praise & Worship yang Sukses
Album perdana yang bertajuk The Power of Your Love (karya Geoff Bullock), yang diluncurkan tahun 1992, rupanya mendapat sambutan yang positif dari gereja-gereja lokal di Australia bahkan Negara-Negara tetangga sekitar benua tersebut. Lagu yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam berbagai versi ini, ‘Kuasa KasihMu’, telah menjadi berkat dan sering dinyanyikan dalam tiap ibadah di banyak gereja.
Sejak itu, setiap tahunnya, album-album produksi Hillsong Church selalu menjadi album yang ditunggu-tunggu para penggemarnya yang berasal dari berbagai denominasi Kristen, bukan hanya di Australia, tetapi sampai ke Amerika dan Negara-Negara di benua Eropa. Lagu0lagu top Hillsong yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, antara lain : Kubrikan Hatiku (I Give You My Heart karya Reuben Morgan), Penebusku Hidup (My Reedeemer Lives oleh Reuben Morgan), Engkau Kudus ( (You Are Holy ciptaan Reuben M), Betapa KumencintaiMu (How I Love You Lord karya Reuben M) ini hanya sebagian saja dan masih banyak lagi yang menjadi lagu favorit.
Lagu Shout To The Lord (Nyanyi dan Bersoraklah Bagi Dia) karya Darlene Zschech dari album ketiga People Just Like Us (1996) menjadi lagu yang mendapat penghargaan Album Platinum. Melalui hasil penelitian data statistic tahun 2003, album ‘Shout To The Lord’ telah terjual di luar Australia saja lebih dari 500.000 keping. DI Amerika saat diluncurkan sangat terjual laris, sehingga menduduki tangga ke 2 American Christian Charts di minggu pertama bahkan telah berhasil menembus masuk ke dalam Billboard Charts musik sekuler yang mempunyai pasar musik terbesar di dunia. Dengan tenarnya lagu tersebut, populer pula nama Hillsong di dunia sebagai salah satu group pemusik Kristiani yang tenama di dunia musik internasional. Siapa yang bisa menduga, Gereja yang dulu menjadi bahan ejekan, kini malah digemari dan menjadi berkat banyak orang.
Visi dan Misi Gereja Hillsong
Jumlah pengunjung ibadah Gereja Hillsong di Hari Minggu meningkat terus dengan pesat, tercatat di tahun 2004 total jemaat yang hadir tiap minggunya kurang lebih 17.500 orang. Hal ini membuat mereka harus menambahkan jadwal kebaktian mulai dari hari Jumat malam sampai hari Minggu, agar dapat menampung semua anggota jemaat. Hal tersebut disampaikan Ps Brian Houston di dalam acara ‘Current Afair’ – ‘7.30 Report’ di ABC (Australian Broadcasting Corporation) TV pertengahan bulan Juli 2004.
Jika Saudara pernah mengikuti kebaktian mereka di sana, atau melihat program Hillsong Australia melalu Cable TV, Saudara akan menyaksikan di dalam kebaktian itu suatu perbedaan persentasi yang menyolok di antara generasi-generasi jemaat yang ada di sana. Sungguh amat menakjubkan melihat besarnya jumlah pemuda-pemudi yang menjadi anggota jemaat mereka.
Tidak ada gereja-gereja di dunia yang saya ketahui, baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya yang mempunyai anggota jemaat sebesar itu, yang prosentasenyaberimbang antara gnerasi muda dan tuanya.
Kendati memakan waktu bertahun-tahun, ternyata kerinduan dan nubuatan Ps Brian Houston yang diucapkan pada 1997 digenapi Tuhan tahun 2004. Saat ini Hillsong Church sudah menjadi sebuah gereja yang besar, yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh penduduk Australia, dan juga oleh masyarakat dunia. Hal tersebut tak lepas dari komitmen dan kerja keras dari semua pemusik berbakat gereja Hillsong, yang walaupun mengaku bukan musisi terhebat, tetapi mereka mau bersatu hati dan mengorbankan segalanya bagi Kristus untuk bersama-sama meninggikan namaNya melalui lagu-lagu karya mereka, supaya seluruh bumi tahu bahwa Israel mempunyai Allah (1 Samuel 17:46c), sebuah ayat yang menjadi mottodasar dan tujuan utama diproduksinya album mereka. Cara gereja Hillsong adalah bukan mempromosikan artis-artis baru supaya dikagumi, tetapi focus pada memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus.
Musik ‘praise and worship’ Hillsong Church bukan hanya melanda dan mengubah jalannya perkembangan musik rohani di seluruh dunia, tetapi pengaruh besar mereka juga telah dipakai oleh Tuhan untuk memenangkan jiwa-jiwa generasi muda dunia barat yang terbukti amat sukar untuk ditembusi ‘banteng’nya, diawali di dalam gereja mereka sendiri di kota Sydney. Mereka amat disegani oleh pemerintah setempat, bahkan diperhatikan secara khusus oleh pemerintah konservatif Australia. Karena sekarang pengaruh mereka sudah menjangkau dunia politik Australia. Hal ini menjadi bukti firmannNya yang mengatakan . II Timotius 2:21 “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat ia akan menajdi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
Sumber: www.majalahpraise.com
Sumber: www.majalahpraise.com
0 comments:
Post a Comment